Negeri Iwaka

Negeri Iwaka
Odie

Minggu, 05 Desember 2010

Perayaan Natal PAR GKI se Klasis Mimika

Sekitar 700 orang anak, remaja dan pengasuh menghadiri Perayaan Natal PAR Klasis GKI Mimika di Gedung gereja Elroy SP IV sejak jam 13.00 WIT minggu 5 Desember 2010.

Penampilan beberapa vocal group mengawali perayaan
Tampil sebagai song leader adalah ka Yusuf bersama 6 orang remaja putri sebagai penari rebana yang mengikuti tiap irama dan syair, tampil sebagai pemain key board adalah kak Okto dari jemaat Syallom Amungsa.
syair "Seribu Lilin nyatakan di tengah dunia.....dinyanyikan dengan hikmat oleh VG remaja Jemaat Via Dolorosa, mengenakan jubah putih bertopi ala santa Claus warna merah putih, dengan lilin yang menyala ditangan, mereka menghampiri beberapa pengasuh yang berada di tengah-tengah jemaat, kemudian menyalakan lilin yang dipegang pengasuh dan bersama pengasuh maju ke depan membentuk lingkaran. "inilah lambang kebersamaan dan semangat pelayanan kita, tutur MC yang mempersilahkan para pengasuh menyalakan lilin secara dinyalakan secara bersama
Refleksi singkat di sampaikan oleh Vic Marta Korwa setelah hadirin menyaksikan video drama Natal yang diperankan oleh remaja Via Dolorosa. Meski ada kesalahan teknis, karena film nya tidak bersuara, tetap saja menarik perhatian, diselingi tawa ketika ada adegan yang lucu. Film yang berdurasi 15 menit ini mengisahkan pergumulan dan pergaulan seorang remaja yang malu karena keberadaan orang tuanya yang miskin.
Acara berakhir tepat pukul 16.30, dengan santap bersama. .
Meski persiapan kurang dari dua pekan namun perayaan natal berjalan dengan baik. meski tidak ada suport dari BP Klasis itu bukan menjadi halangan dalam pelayanan. Tuhan Yesus adalah gembala kami, gembala anak-anak yang tidak pernah mengecewakan .

Kamis, 25 November 2010

Menggatung Harapan di hutan Kuala Kencana Bagian I

Gambar : dua tokoh saling menuding dalam sebuah dialog tentang kerusakan hutan KK
gambar : Kerusakan hutan lindung karena kebun tradisional
Sepintas dilihat dari jalan raya kota Kuala Kencana pastilah anda akan terkagum-kagum menikmati pesona, kesejukannya bahkan nyanyian burung yang tak henti-henti sepanjang hari.... Dereten gunung - gunung biru dengan hamparan saljunya dan awan yang menggantung semakin membuat anda mensyukuri kebaikan Tuhan bagi tanah ku Papua.
Namun jika ditelusuri ke dalam, ternyata hutan ini sudah rusak. Ada ratusan kebun tradisional, hutan di tebang, sungai - sugai kecil yang dulu mengalirkan air hampir tak dijumpai lagi, yang ada hanyalah genangan-genangan air dan keril-kerikil, batang-batang kayu menghalangi aliran air, . .... tangisan burung-burung dan jangkrik seolah-olah berkata mengapa kalian merusak rumah kami? apakah salah kami ? sehingga kami harus digusur....bukankah di gunung sana kami sudah mengalah demi kepentingan dan kerakusan mu ? entah kemana dan dimana kami harus pergi dan membangun sarang bagi anak-anak kami ?
Hutan Kuala Kencana adalah kawasan Lindung dengan luas lebih dari 17 ribu ha, merupakan hutan tropis yang menyimpan beraneka kekayaan alam terutama hasil hutan. Ditumbuhi beragam jenis tanaman, aneka kayu besi dan matoa banyak dijumpai di sini. Sebelah Timur dan barat kawasan ini mengalir sungai - sungai (Iwaka dan Otomona) yang menyimpan begitu banyak kekayaan alam kelas C ( pasir dan bebatuan). Beberapa sungai kecil yang tenang dan bening sepanjang waktu, menjadi istana bagi rainbow fish, kura-kura serta berbagai jenis ikan. Bukan itu saja kawasan ini telah berabad-abad menjadi surga bagi berbagai jenis fauna, anda dapat menikmati indahnya nyanyian dan tarian Cendrawasih hampir sepanjang hari, kus-kus dan keluarga mamalia lainnya pun akan memandu anda ke sarangnya di pepohonan.
Kekayaannya menjadi incaran tangan-tangan serakah, baik dari yang dipertuan karena rupiah maupun kekuasaan (pengusaha dan penguasa) hingga mereka yang hanya sekedar menggantungkan hidup sebagai pemburu dan petani tradisional.
Sekelompok warga Moni mengklaim wilayah ini sebagai tanah ulayat mereka. Berbagai strategi dilakukan guna menarik perhatian PTFI . Di awal tahun 2004 beberapa diantaranya memasuki kawasan ini mereka membangun pondok-pondok, menebang hutan dan berladang dengan sistem perladangan pindah-pindah. Banyak diantaranya tinggal di Timika namun berkebun dalam kawasan ini, ada juga yang meninggalkan kebun-kebun nya selama berbulan-bulan dan kembali ke pedalaman. Sampai saat ini baru diidentifikasi sekitar lebih dari 101 kebun yang terdata khusus di kawasan belakang perumahan PTFI di KK (RT I - V)
Beberapa tok0h diantaranya menggunakan kesempatan melakukan ilegal logging , umumnya mereka memiliki jaringan dengan pedagang kayu di Kota Timika. Dari diskusi yang dibangun dengan warga dan para tokoh tersebut dapat disimpulkan mereka mengatas namakan kepentingan warga untuk kepentingan pribadi. Beberapa warga mengaku termakan hasutan mereka. Seorang tokoh dengan inisial MH pernah mengaku dalam sebuah pertemuan dengan warganya ditepian sungai, " kamu, semua ada di sini karena saya yang suruh, dulu saya bilang bikin kebun dan harus tinggal di sini, bukan tinggal di Timika., sekarang kalau Freeport suruh kita ke luar, ya hanya yang punya rumah dan kebun saja yang berhak dapat ganti rugi atau bantuan kemanusiaan, percuma kita harus bertahan di sini kalo tidak punya apa-apa yang bisa jadi alasan....!," tegasnya di hadapan lebih dari 30 an warga dan Tim Negosiasi dari PTFI
Diantara sekian kebun yang ditemukan salah satu nya milik seorang anggota wakil rakyat (DPRD) dan seorang pejabat instansi pemerintah berisnisial (YM) pada salah satu Kabupaten Pegunungan Tengah, dimana ia menuntut ganti rugi cukup besar. Kasus ini sungguh memalukan karena seharusnya sebagai seorang pejabat mengerti dan memahami aturan yang berlaku namun sebaliknya menjadi provokator dan menjadikan sebagai lahan produksi uang....bukan kah pejabat seperti ini seharusnya mendapat hukuman karena merusak lingkungan?
Seorang pemuda yang hadir pada sebuah pertemuan di tepi sungai Iwaka mewakili kelompoknya, mengatakan bahwa "kami pemuda yang ciptakan masalah dengan Perusahaan".., maksudnya adalah melakukan penebangan pohon dan berkebun.
Beberapa pemuda mengisahkan alasan karena tidak mendapat pekerjaan, pada hal diketahui beberapa diantaranya pernah bekerja sebagai karyawan PTFI namun diberhentikan karena mangkir (absen) berbulan-bulan, beberapa karyawan PTFI juga memiliki kebun dalam kawasan ini dengan alasan kurang diperhatikan (promosi) pada hal mereka diberi fasilitas termasuk rumah tinggal di Kuala Kencana

Masyarakat jangan berbohong...
Beberapa media menulis tentang aksi-aksi warga Moni yang mendatangi DPRD untuk mengklaim kawasan ini sebagai ulayat mereka. Ada pernyataan yang perlu diklarifikasi seperti VHR media.com tanggal 4 Agustus 2010 menulis "pernyataan anggota DPR yang meminta agar pihak keamanan tidak mengintimidasi dan mengejar masyarakat di kawasan Iwaka, meminta PTFI tidak mengganggu warga." sesungguhnya hal ini tidak terjadi.
Pihak PTFI hanya melakukan sosialisasi dan negosiasi kepada warga untuk tidak membuat kebun lagi dengan alasan hutan sudah rusak dan suatu saat dapat terjadi banjir yang dapat menimbulkan kerugian besar bagi banyak orang penduduk Timika.
Kita lihat saja kalau hujan deras pasti akan terjadi banjir di sekitar kawasan ini, contoh kasus jalan raya di komplex Mayon yang menuju Permukiman SP XII rusak dihantam banjir yang melintas dijalan, bukan itu saja beberapa kontruksi jembatan di Utikini baru SP XII yang dibangun dengan dana milyaran rupiah oleh PTFI pun rusak tidak mampu menahan derasnya banjir yang hanya tidak sampai se . Sementara sebuah jembatan di poros jalan SP V Timika pun amblas meski dibangun menggunakan pipa beton yang kuat namun toh rusak juga.
Sebaiknya pemerintah, tokoh masyarakat, serta anggota DPR jangan asal bicara namun berpikirlah jauh ke depan. Mengingat kondisi Timika yang boleh dibilang rawan banjir. Sekarang ini belum terjadi seperti Banjir bandang di Wasior , namun perlu diingat bahwa Timika adalah salah satu kota yang sangat pesat perkembangan nya. sehingga jika tidak dari sekarang kita pikirkan lambat atau cepat peritiwa Banjir Bandang di Wasior akan terjadi.....

Hutan Lindung ini semakin terancam
Sesuai dengan rencana tata ruang kota Kuala Kencana dan PERDA propinsi Papua No 21 tahun 1999 yang mengatur perlindungan hutan Kota KK sebagai hutan konservasi yang berfungsi sebagai hutan kawasan penyangga sehingga TIDAK DIPERBOLEHKAN melakukan penebangan pohon atau membuat kebun,beternak maupun berburu dalam kawasan se luas lebih dari 17 ribu ha.
PTFI diberi hak menjaga kawasan tersebut oleh Pemerintah bersama suku Kamoro dan Amungme sebagai pemilik Ulayat. Berbagai upaya dilakukan guna melestarikan kawasan tersebut agar tetap namun sayang upaya-upaya ini kurang mendapat perhatian pemerintah.
Sebelah barat dalam kawasan ini terdapat dua akses jalan, satu menghubungi kawasan ini dengan lokasi eks perusahaan kayu Jayanti, SP XII dan Mayon, sedangkan satunya ke Kuala Kencana dimana akan melewati kantor dan beberapa pos Satpam PTFI. karenanya banyak terjadi pencurian hasil hutan serta banyak warga sekitar yang masuk lokasi ini untuk berkebun
Selain itu, saat ini Pemerintah sedang membangun jalan trans propinsi yang menghubungi Timika dengan beberapa kabupaten di pegunungan tengah (Enarotali). diperkirakan Km badan jalan berukuran 20 meter dan panjang sudah mencapai lebih 30 km sudah dikerjakan melintas di tepi hutan ini dan yang akan menghubungkan Timika melewati SP XII atau eks lokasi perusahan Jayanti.
Dan apabila projek pabrik semen senilai 7.3 Trilyun ini dibangun berarti akan membutuhkan banyak lahan Untuk segala infratsrukturnya, sudah tentu akan dibangun dalam kawasan ini. Proyek pemerintah ini selain akan memberikan dampak positif seperti peluang usaha dan tenaga kerja serta pemerataan penduduk dan pembangunan ke daerah pinggiran kota. Namun apakah benar2 pemerintah telah mempertimbangkan matang-matang kelesatarian alam ataukah hanya untuk kepentingan pengusaha belaka ?

Amakanie

Jumat, 23 Juli 2010

YJM Bantu peternak Biro Ekonomi LPMAK

Yayasan Jaya sakti Mandiri (YJM), menyerahkan 16 ekor bibit babi kepada tujuh kelompok perternak binaan Biro Ekonomi suku Amungme. Bertempat di kantor LPMAK I Jl A.Yani No. 68 A sabtu 17 Juli 2010

Pembelian ini merupakan yang ke dua dalam bulan Juli, dari 400 bibit pesanan Biro Ekonomi (Amungme dan Kamoro) yang akan disediakan.
memberikan bantuan dana kepada kelompok-kelompok binaan namun hasilnya hampir tidak sebanding dengan yang diharapkan.

Selama ini kelompok binaan membeli bibit babi dari Timika dengan harga yang sangat mahal dan kesehatan yang tidak terjamin. Karena itu kami menjalin kerjasama dengan YJM menyediakan bibit babi yang bagus, berkualitas dan sehat yang akan dibeli oleh peternak atau masyarakat binaannya. Dengan harga yang tidak terlalu mahal yaitu Rp 2.035.000 per ekor . Dalam kerjasama ini YJM tidak hanya menyediakan babi saja, tapi termasuk pakan dan akan memfasilitasi pelatihan bagi peternak.” Jelas Johanes Arwakon ka Biro Ekonomi dalam sambutannya

Menurut Arwakon “ rencana kedepan Biro Ekonomi tidak lagi memberikan bantuan dalam bentuk uang, tapi berupa barang kepada usaha kios untuk dikembangkan”

Senin, 14 Juni 2010

Wisuda Taman Kanak-kanak YPJ KK

Satu persatu, melangkah memasuki panggung dimana mereka akan menerima medali dan Ijazah.
Kepastian langkah dan tatapan meraih masa depan dengan pasti.
Dengan pakaian wisuda., mereka nampak dewasa bagai cendekiawan. Ada rasa haru dan bangga dari para hadirin yang rata-rata adalah orang tua mereka.
Sepertinya baru kemarin di Timang. Tak terasa waktu terus bergulir, mereka telah menyelesaikan jenjang pendidikan pertama di Taman Kanak- Kanak dan siap melangkah se tingkat di atasnya.
Semua ini, tidak terlepas dari bimbingan bapak / ibu guru yang bekerja tanpa pamrih, mengasuh dan membimbing putra-putri kami yang adalah harapan masa depan Bangsa.

Itulah hari yang dinanti-nantikan putra-putri kita. Senin, 7 Juni sebanyak 62 siswa – siswi TK YPJ Kuala Kencana diwisudakan oleh Ibu Thresia Darini, bertempat di Gedung Serbaguna Kuala Kencana.
Dihadiri oleh Bapak Supriyono (Ketua Yayasan YPJ) dan jajarannya serta para tamu undangan.
Disaksikan oleh orang tua murid.

Prosesi diawali dengan tarian “Mendayung” mengantarkan para wisudawan – wisadawati. Yang dibawakan oleh siswa-siswi TK YPJ. Dimeriahkan juga dengan tarian “Dayak” dan “Tor-tor” dari Sumatra Utara.

Kepala Sekolah Ibu Thresia Darini, berpesan kepada anak-anak “ Jangan cepat menyerah, tetap bersemangat ke sekolah, untuk belajar mengejar cita-cita” pada kesempatan tersebut, Darini juga menyampaikan bahwa dalam tahun ini ia akan mememasuki masa purna baktinya sebagai guru dan Kepala Sekolah di TK YPJ KK.

Acara berakhir dengan penyerahan kenang-kenangan dan ucapan terimakasih kepada Ibu Darini dan pemotongan tumpeng.

Beberapa siswa – siswi menyerahkan bunga kertas warna – warni kepada guru mereka sebagai ungkapan terimakasih saat ramah – tamah.

Dengan senyuman yang selalu mekar di garis bibirmu
Kau tak pernah lelah mengajari murid-muridmu,
terimakasih untuk pengorbanan mu guru,
Semoga Tuhan senantiasa memberkati engkau dalam tugas dan pengabdian mu

Rabu, 19 Mei 2010

Aku Terluka Batin, Tolonglah Aku Tuhan

Mungkin semua pernah mengalami. Luka batin adalah sebuah peristiwa atau pengalaman yang sangat mengguncang atau menyedihkan sehingga melukai perasaan/batin kita. Peristiwa atau pengalaman ini dapat menciptakan trauma yang membekas dan melekat sampai ke batin yang paling dalam.

Seperti kita tahu, sebenarnya kejadian yang kita sadari adalah hanya kurang dari 30% dari apa yang kita sadari. Seperti saat kita bernafas, kita seringkali tidak menyadari bahwa sebenarnya kita itu bernafas. Demikian juga dengan pencernaan, berpikir, melihat dan emosi. Masih banyak lagi hal-hal yang terjadi di dalam diri kita yang tidak kita sadari.Nah, peristiwa atau pengalaman yang sangat megguncangkan atau menyedihkan itu seringkali terbawa ke batin kita dan menciptakan luka traumatik di sana. Mungkin kita sudah mencoba melupakan peristiwa/pengalaman traumatik tersebut, tetapi seringkali melupakan itu belum menyembuhkan. Suatu saat ketika tiba-tiba kita teringat, kita sering luka itu menganga lagi dan membuat kita menjadi sedih lagi. Bahkan sering kali kesedihan itu berkelebat setiap waktu dan mengakibatkan depresi/stress, terutama jika peristiwa itu begitu menyakitkan hati. Dan biasanya membuat kita menjadi jatuh, putus asa, dan tidak semangat lagi.Terkadang apabila sepi / malam mengampiri gambaran hidup yang pahit tersebut terlintas. Membuat pikiran menjadi tidak karu-karuan.Contoh-contoh penyebab luka batin misalnya: dikhianati pasangan/pacar, ditelantarkan orang tua, disia-sia orang tua/orang lain, bertengkar, marah/kecewa, dendam, di hina, tidak diterima di dalam sebuah keluarga/komunitas, merasa paling tidak berguna, rendah, usaha bangkrut, di pecat dari pekerjaan dan lain-lain. Sering kali karena kita tidak dapat/sulit mengampuni, semuanya itu menjadi luka batin yang serius. Luka batin yang serius sangat berbahaya bagi jiwa karena dapat menimbulkan dampak negatif, tidak hanya bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi orang-orang lain di sekitar kita, terutama orang-orang yang kita kasihi. Banyak sekali kasus bunuh diri karena luka batin ini. Atau banyak sekali orang menjadi tega melakukan tindak kekerasan karena luka batin ini.Lebih parah adalah karena jika kita menderita Luka Batin, maka berkat dan rahmat Allah bisa tidak sampai ke diri kita, seolah kita terhalang membran untuk menerima berkat Allah. Bukankah Allah akan mengampuni kita jika kita mengampuni sesama kita? Jadi jangan sampai luka batin ini menjadi penghalang bagi kita untuk menerima berkat dan rahmat Allah yang luar biasa indah dan melimpah itu. Tetapi meski kita sudah berdoa ataupun mengikuti sebuah acara terkadang luka batin itu masih terasa ada. Adakah Obatnya?Obat bagi penderita LB sebenarnya sangat murah, tetapi obatnya sangat pahit. Kita tidak perlu mengeluarkan biaya banyak karena Allah telah memberikannya dengan cuma-cuma.

Tetapi untuk menelan obat ini sangat pahit. Kita harus menanggalkan segala ego dan harus merendahkan diri serendah mungkin, yaitu untuk berserah total kepada Allah dan untuk mengampuni orang lain.Seringkali kita begitu sulitnya mengampuni kesalahan orang lain, padahal syarat agar dosa/kesalahan kita diampuni adalah dengan mengampuni kesalahan orang lain. Tidak hanya mengampuni orang-orang terdekat yang kita kasihi, tetapi bahkan juga bagi musuh kita.Berikut ini adalah tips singkat untuk memperoleh keselamatan, kesembuhan dan pembebasan. 1. Mengampuni kesalahan diri sendiri(intropeksi) kemudian kesalahan sesama dan berdamai.2. Memohon pengampunan kepada Allah/bertobat , terutama karena Yesus Kristus telah menebus dan menyembuhkan kita.3. Berdoa,karena berdoa adalah berdialog langsung dengan Allah.4. Membaca, merenungkan, menghayati dan melakukan Firman Allah.5. Pasrahkanlah kehidupan kita kepada Juru Selamat Kita. Jangan takut 6. Percayakan kepada Allah bahwa semua yang terjadi adalah cobaan, dan cobaan tersebut tidak akan melampui kemampuan kita. ALlah akan bekerja dan menyelesaikannya. Ingat sesuatu yang tidak mungkin di mata manusia , bagi Allah tiada yang tidak mungkin terjadi.7. Bersyukur karena setiap detik adalah mukjijat Allah yang bekerja atasmu. Sehingga kamu masih mempunyai waktu untuk memuliakan namaNya setinggi-tinggi. Dan beriman kepadaNya. Sehingga engkau pasti akan di selamatkanNya.Semoga Tuhan Allah selalu menyertai, membimbing, menyelamatkan dan mengampuni dosa-dosa kita

Senin, 10 Mei 2010

Memperoleh Berkat Yang Luar Biasa Melalui Penderitaan

“Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.” Ayub 42:2

Kata-kata di atas keluar dari mulut Ayub setelah dia mengalami penderitaan yang begitu beratnya yaitu anak-anaknya meninggal, istrinya meninggalkan dia, teman-temannya mengucilkan dia dan penyakit kulit yang parah sekali serta kehilangan seluruh harta kekayaannya. Ayub sempat tidak menerima apa yang terjadi atas dirinya, karena dia mengetahui bahwa dia adalah orang yang benar-benar taat dan setia kepada Tuhan (Ayub 1:1).
Tetapi melalui penderitaan ini Tuhan mengajarkan hal yang sangat penting kepada Ayub.

Kita akan melihat apa yang Ayub dapatkan melalui penderitaan yang dia alami:
1. Mengenal Tuhan secara pribadi

“Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.” Ayub 42:5*courtesy of PelitaHidup.comAyub mengakui bahwa selama ini dia belum sepenuhnya mengenal Tuhan secara pribadi. Penderitaan yang dia alami membuat matanya terbuka dan melihat kebesaran kuasa Tuhan.

Penderitaan seberat apapun yang kita alami sekarang juga merupakan seijin Tuhan supaya kita dapat mengenal Tuhan lebih dekat lagi. Mungkin kita telah jauh daripada Tuhan sehingga Tuhan mengijinkan masalah datang agar kita dapat berseru kepada namaNya dan mendekatkan diri kita kepada Dia.

Ataupun kalau kita merasa sudah dekat dengan Dia, Tuhan ingin agar kita lebih lagi memperdalam hubungan kita dengan Dia. Tuhan ingin membawa kita kepada tingkat berikutnya dalam kehidupan rohani kita.Melalui penderitaan inilah iman kita diuji. Dan ketika kita dapat melalui ujian ini, maka Tuhan akan menyediakan upah bagi kita.
.
2. Mengetahui rencana Tuhan tidak ada yang gagal

“Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.” Ayub 42:2

Masalah yang begitu berat yang dialami oleh Ayub tidak menghentikan rencana Tuhan atas dirinya, yaitu mencurahkan berkat atas dirinya dan menjadikan dirinya kesaksian kepada semua orang.Apa yang telah Tuhan firmankan bagi kita tidak akan keluar dengan sia-sia, tetapi Tuhan akan menggenapi rencanaNya bagi hidup kita.*courtesy of PelitaHidup.com“Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya. ” Yesaya 55:11

Penderitaan akan membuat iman kita semakin kuat sehingga kita dapat melihat bahwa tidak ada rencanaNya yang gagal. Kita akan melihat bahwa semua masalah maupun pencobaan yang kita alami merupakan jalan menuju tingkat yang lebih tinggi lagi dalam hubungan kita bersama Tuhan.

Sama dengan Ayub yang diberkati Tuhan dua kali lebih dari harta kekayaannya sebelumnya, demikian juga Tuhan akan memberikan kita jalan keluar dan memberkati kita semua dengan berlimpah-limpah. Tidak hanya secara materi, tetapi berkat rohani yang belum pernah kita lihat sebelumnya akan kita dapatkan oleh karena FirmanNya ya dan amin.

Mengenal Tuhan secara pribadi dan mengetahui dengan pasti bahwa rencana Tuhan yang tidak pernah gagal merupakan pengalaman yang bisa kita peroleh melalui penderitaan yan gkita alami. Ini merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi hidup kita. Inilah berkat yang luar biasa yang akan kita peroleh.

Tetap percaya kepadaNya apapun yang sedang kita alami saat ini. Kuasa Tuhan terlalu besar dan tidak ada sesuatupun yang mustahil di muka bumi ini. Tetap pegang kepada FirmanNya dan berserah kepadaNya, maka Dia akan memberikan kita kekuatan dan memulihkan keadaan kita pada waktuNya. Haleluya!

Hadapi Masalah Untuk Terima Mujizat

Bacaan Alkitab : Matius 14:28-31
Tetapi Yesus berkata kepada mereka: “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.” Matius 14:6

(28) Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” (29) Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. (30) Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak:
“Tuhan, tolonglah aku!” (31) Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?”
Yesus pernah memberi perintah kepada murid-muridNya untuk melakukan sesuatu hal yang jelas sangat tidak mungkin untuk dilakukan, yaitu pada saat ada lima ribu orang datang bersama dengan keluarganya. Saat itu mereka lapar dan murid muridNya harus mencari makanan untuk mereka semua. Ketika mereka mencari, mereka hanya mendapatkan lima roti dan dua ekor ikan – dan jelas bahwa makanan tersebut secara akal sehat tidak mungkin mencukupi untuk memberi makan orang banyak. Bahkan jika harus menyiapkan makanan bagi orang banyak tersebut, biaya makanan yang harus dikeluarkan akan jauh melebihi dari anggaran yang mereka punya.
Setelah Yesus mengambil 5 roti dan 2 ekor ikan tersebut, lalu memberkatinya dan meminta mereka untuk mendistribusikan makanan yang ada tersebut kepada 5000 orang. Perintah Yesus ini merupakan suatu hal tidak mungkin, sesuatu yang sangat tidak masuk akal bagi para murid. Pada saat mereka menerima 5 roti dan 2 ekor ikan itu, pasti mereka berpikir apakah makanan itu bisa mengenyangkan banyak orang? Namun itulah yang Yesus minta kepada mereka untuk dilakukan. Karena Yesus telah memberikan perintah, maka para murid-muridpun mematuhi Nya. Namun perhatikan bahwa akhirnya mereka dapat menyaksikan sebuah keajaiban yang sangat luar biasa. Mujizat terjadi. Lima ribu orang makan kenyang dan bahkan makanan yang dibagikan masih tersisa.
Jika Anda mau memperhatikan kehidupan Anda, Tuhan akan menuntun Anda ke banyak situasi yang tampak mustahil. Jangan coba untuk menghindarinya. Jangan lari atau meninggalkan apa yang Anda hadapi, karena Anda akan mengalami kebesaran Tuhan. Yang membedakan antara apa yang tampaknya mustahil untuk kita dan apa yang sebenarnya mungkin adalah sebuah kata atau Firman dari Tuhan. Perhatikan : Iman menerima perintah ilahi-Nya dan kita tidak mungkin mengerjakannya karena hanya Tuhan yang akan menyelesaikan dan melakukannya.

Ketika Tuhan mengatakan kepada Petrus : “ Mari, datanglah!”, mata dan hati Petrus tertuju pada Tuhan Yesus dan dia tidak tergoncangkan oleh situasi dan kondisi yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh manusia biasa. Namun ketika ia mulai membiarkan dirinya merasakan keanehan yang ada dan memperhatikan sekelilingnya, ia mulai tenggelam.
“Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan.” Ibrani 12:2a
Ketika kita fokus kepada Tuhan, maka kita akan melihat kemuliaan Tuhan terjadi dalam situasi yang paling mustahil sekalipun. Mari arahkan mata, hati dan pandangan Anda hanya pada Tuhan saja, yang akan memimpin seluruh hidup Anda menuju kepada kemenangan dan keajaiban, yang hanya dapat dilakukan oleh Tuhan.
Maju bersama dengan Yesus dan putuskan bahwa Anda siap menghadapi kemustahilan apapun juga. Apapun yang Tuhan taruh di depan kita, apapun yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita, lakukanlah segera dan jangan menundanya. Dia menunggu langkah iman Anda. Saat Anda mulai bergerak, Allah juga bergerak untuk menyempurnakan segala sesuatunya. Tidak peduli kelihatan sangat tidak mungkin, Anda akan mengalami sukacita karena melihat Tuhan melakukan keajaiban, dan begitu juga orang-orang di sekitar Anda. (Gbu) sumber http://www.pelitahidup.com

Minggu, 09 Mei 2010

Peresmian Rumah Pintar LEMASA

Direktur Eksekutif Lembaga Masyarakat Adat Suku Amungme (Lemasa), Nerius Katagame, (Rabu, 28/4) telah meresmikan Rumah Pintar Lemasa, Jalan Agimuga No. I Mile 32, Kuala Kencana. Peres­mian itu ditandai dengan pembukaan selubung papan nama sekolah serta penyematan alat sekolah berupa noken adat.
Para tamu undangan yang hadir antara lain Kepala Dinas Perhubungan Mimika Suparno SE. Sekretaris Dinas Pendidikan Me­nengah Drs. Bartolorneus Ku­nong, Sekretaris Eksekutif LPM­AK lmanuel Kemong, Badan Musyawarah LPMAK Andreas Anggaibak dan Kabid Bina Mitra Polres Mimika Kompol Naomi Giay. Kemudian Perwira Seksi Teritorial (Pasiter) Kodim 1710 Mimika Kapten Kav. Feri S. Lahe, Senior Coordinator Prinicipal Yayasan Pendidikan Jayawijaya (YPJ) Kuala Kencana Yohan Wambrauw, perwakilan PTFI dari SLD/CR John Wamafma, Manager Marketing Bank Mega, Mery, perwakilan PT. Hasjrat Abadi, tamu undangan dan masyarakat Amungme.
Menurut Mama Julia Pogolamon seorang pelopor, sekaligus sebagai ketua panitia persemian bahwa program ini bahwa kegiatan belajarnya sebenarnya sudah berjalan sejak tahun 2009 hanya saja tempatnya di rumah nya di Kompleks Kwamki Baru. Dengan jumlah murid berjumlah 100 orang. . rata-rata mereka adalah kaum putus sekolah serta beberapa orang dewasa yang belum bisa baca tulis. karena jumlah siswa terus bertambah serta menyadarai ada asset LEMASA ( kantor) atau tsorei ( Honai) yang selama ini tidak difungsikan maka kegiatannya di fokuskan di sini agar setiap Amungme ada rasa memiliki Tsorei.
Mama Juliana sangat berharap pembangunan rumah pintar ini bermanfaat bagi anak-anak yang rindu mengenyam pendidikan non formal dengan satu tujuan untuk mengatasi buta huruf. Selain itu, program seperti ini harus bisa menjadi contoh kampung-kampung yang lain .
Dalam sambutananya sekretaris Dinas Pendidikan Menengah Drs. Bartolomeus Kunong mengatakan, " Kegia­tan sekolah non formal sudah ber­langsung lama. dan berhasil mengatasi buta huruf di seluruh Indonesia. Program pendidikan menengah di tahun 2010, menurutnya telah diusulkan ke Pemda. Salah satu program sekolah non formal yang diusulkan ada dibeberapa titik antara lain : Kwamki Lama, SP 1, SP 2, Sempan, Nawaripidan Koperapoka.

Untuk program 2010 yang sudah dan akan dibangun salah satunya Rumah Pintar milik Lemasa. Kemudian di Kampung Ayuka, Distrik Mimika Timur Jauh dan Pomako. “Di Pomako banyak dari mereka yang rindu sekolah, walaupun sudah umuran orang tua,” ungkap Kunong.

Kegiatan non formal ini perlu didukung, karena banyak anak-anak usia dewasa atau orang tua mempunyai keinginan berse­kolah untuk mengeyam pendidikan layaknya orang lain. Sehingga mereka perlu dibina dalam suatu wadah yakni pendidikan non formal.

Rumah pintar bertujuan untuk menampung anak-anak yang belajar, sehingga mampu mempersiapkan SDM untuk masuk pendidikan yang lebih tinggi. Karena itu perlu dukungan dari semua pihak.
PTFI sangat mendukung program ini dengan tujuan untuk peningkatan SDM khususnya anak-anak Amungme dan Kamoro. Kegiatan ini merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, lembaga adat dan semua pihak yang bertujuan mendorong program non formal dengan membenahi pendidikan yang ada. PTFI salud dengan lembaga adat atas kepeduliannya terhadap anak-anak Amungme dengan upaya membangun wadah bagi mereka yang ingin bersekolah. ungkap Sr. Liason Office Community Relation PTFI bapak John Wamafma

Kunjungan Dirut Lemasa ke Banti

LEMASA harus lebih berperan aktif menangani dan menyelesaikan tiap masalah yang terjadi, selama ini dinilai belum menyentuh kebutuhan masyarakat Amungme. Kantor LEMASA sudah ada kenapa tidak difungsikan” dikemukakan oleh Naimun Natkime (kepala Suku Amungme di Banti) saat kunjungan Direktur LEMASA bersama Dewan Adat Amungme ke Waa Banti 22 – 23 April 2010.

Selain membangun Kantor LEMASA di dataran rendah Timika (Mile 32), PTFI juga membangun sebuah kantor bagi LEMASA di Lembah Waa – Banti guna menunjang aktivitas LEMASA di tiga Desa (Banti,Aroanop dan Tsinga). Namun selama ini tidak difungsikan, sehingga sementara dijadikan pos satgas Brimob sejak timbulnya perang dan konflik antar warga tahun 2007.

Rombongan terdiri dari, Nerius Katagame (Direktur Lemasa), Karel Beanal (Dewan Adat Amungme), Lewi Beanal ( Nerek Naisorei Tsinga), dan perwakilan PTFI yaitu kepala seksi Stakeholder Relation Community Relation, Roga Pendawa Lima dan Sr Liaison Officer, relationship Buildin John Wamafma .

Selama dua hari di lembah Waa rombongan mengadakan pertemuan dengan Kapolsek Tembagapura, guna membahas rencana penggunaan kembali kantor LEMASA di Banti I , mengadakan dialog dengan tokoh masayarakat, pemuda dan intelektual tiga desa dan mengunjungi Rumah sakit Waa Banti yang dikelola Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme Kamoro ( LPMAK) .

Menurut Sudirman (Kapolsek Tembagapura), rencana LEMASA akan menggunakan kantornya di Banti sudah disampaikan oleh Kapolres. Prinsipnya kami senang karena akan akan lebih mudah berkoordinasi dalam penanganan konflik yang terjadi ditengah masyarakat. Disarankan LEMASA bisa berkoordinasi dengan Kapolres dan PTFI untuk mencari lokasi baru yang bisa dijadikan sebagai Pos Brimob dengan pertimbangan lokasi tidak jauh dari Banti dan Kimbeli karena menurut pantaunanya Banti dan Kimbeli masih memiliki potensi konflik yang sangat besar.”

Dalam kesempatan ini, Nerius mengatakan bahwa ia (LEMASA) akan berkoordinasi dengan Kapolres dan bersama-sama PTFI akan mencari lokasi yang tepat untuk membangun Pos Brimob. Dan setelah itu kantor LEMASA akan diserahkan kepada PTFI untuk diperbaiki sebelum diresmikan. LEMASA sangat berterimakasih kepada Kapolsek Tembagapura, Kapolres serta anggota satgas Brimob yang selama ini sudah menjaga keamanan dengan baik di Lembah Waa – Banti.

”PTFI ada aturannya, terkait dengan rencana pembangunan Pos satgas Brimob sebaiknya LEMASA dan Kapolres melakukan koordinasi dengan Departemen sekuriti, karena SLD/CR lebih memfokuskan pada pelayanan dan sosial masayarakat”. Tutur Roga Pendalawa Lima dalam pertemuan bersama Lemasa dan Kapolsek Tembagapura.


MIRAS masih menjadi pemicu Konflik terbesar
(Seputar diskusi dengan Warga di Banti)
Mabuk bukan budaya kita. LEMASA harus ada di sini agar bisa melihat dan membantu memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi, karena itu Tsorei (kantor LEMASA ) harus ada asap atau difungsikan kembali. Disampaikan Hermanus Omaleng (tokoh intelektual Amungme)

Sejauh ini peraturan daerah No. 5 Tahun 2007 tentang larangan peredaran minuman keras belum bisa dijalankan semestinya, seolah-olah hanya untuk menenangkan berbagai aktivitas kaum perempuan yang melakukan aksi protes ke DPR. Bukannya berkurang Penjualan MIRAS malahan semakin meningkat konsumsinya. .tidak hanya di Timika, namun merambat ke pedalaman kususnya di Lembah Waa Banti, meski sudah dilarang dan diperketat namun masih ada yang mengkonsumsi Miras, dan menimbulkan keresahan yang tidak jarang berujung pada konflik antar warga.

LEMASA merupakan wakil dan pelayan bagi Amungme, tidak saja berperan dalam menyelesaikan berbagai konflik di atas tanahnya, namun harus mampu menerawang jauh ke depan bagaimana keberadaan Amungme bila suatu saat nanti tidak ada operasi tambang di sini (pasca tambang).

Setelah mendapat masukan dari tokoh Masyarakat dan kaum Intelektual tiga Desa dan tokoh pemuda mengenai MIRAS saat berdialog di ruang pertemuan Banti. ”Katagame, langsung meminta kepada Kapolsek Tembagapura agar lebih tegas mencegah dan mengatasi penjualan yang masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Baik yang dilakukan oleh masyarakat maupun aparat, sebab konflik yang terjadi selama ini lebih sering diakibatkan karena konsumsi MIRAS. Hal ini harus disikapi lebih serius oleh masyarakat maupun polisi demi ketentraman warga dan masa depan yang lebih baik” .Tegas Nerius

Selain itu, kepala suku Amungme di Banti Anis Natkime. Meresahkan kehadiran pendatang dan pendulang ( Suku Dani, Damal, Moni dan Suku lain ), yang menurutnya sangat mengganggu, beberapa lokasi di lembah ini sudah dikuasai. ”Mencari makan itu penting namun harus menghargai tuan rumah. LEMASA sangat penting bagi orang Amungme, karena itu harus serius bergandengtangan dengan masyarakat dan pihak-pihak lain untuk membangun orang Amungme.”

Komentar lainnya disampaikan oleh Marthen Omaleng (tokoh Masyarakat). Ia sangat berterimakasih kasih atas kunjungan ini. Menurutnya selama 16 tahun LEMASA berdiri, setelah kunjungan Pak Tom Beanal (1997) dan selama gonta – ganti pimpinan LEMASA selama 13 tahun (1997 – 2010) baru Pak Nerius yang mengunjungi Lembah Waa. Sementara di Banti tidak ada perwakilan LEMASA, banyak persoalan terjadi kami tidak tahu harus berdiskusi dengan siapa karena tidak ada pengurus.

Menurut John Wamafma (Sr. Liason Officer Community Relation PTFI) dari kunjungan tersebut ada tiga hal penting yang akan menjadi agenda kerja LEMASA dan Dewan Adat Amungme dalam waktu dekat yaitu ; Kantor LEMASA di Waa Banti akan difungsikan kembali sehingga bisa mengakomodir dan menyelesaikan persoalan di tiga desa. Penjualan MIRAS yang masih beredar secara ilegal akan menjadi perhatian bersama aparat, masyarakat dan LEMASA, sudah mendapat ketegasan dari Kapolsek Tembagapura. Selain itu, Masalah pendatang (pendulang Ilegal) yang memiliki potensi Konflik antar suku LEMASA akan bekerjasama dengan Pemerintah untuk melakukan pendataan (sensus) serta mencari solusi terbaik.

Kimbeli


Kimbeli adalah kawasan adat suku Amungme dan area kebun milik marga Natkime terletak dekat desa Banti. Kawasan tersebut dihuni oleh suku Dani, Damal dan Moni, sehingga membentuk sebuah pemukiman liar. Karena alasan tertentu mereka datang dengan cara berjalan kaki dari kampung Sugapa, Beoga dan Ilaga. Sedangkan sebagian kelompok lainnya datang dari dataran rendah Timika.

Sebelum era Kimbeli, kelompok yang sama membuat pemukiman di Utekini Lama dan Pindah Baru di lembah Waa. Masih merupakan wilayah adat milik marga Natkime. Karena alasan rawan longsor dan menghindari konflik perang antar suku Dani dengan suku Amungme, pemerintah dengan dukungan perusahaan memindahkan mereka ke dataran rendah Timika (sekarang SP XII dan SP IX) .

Namun, tidak semua warga yang ikut dalam program pemindahan tersebut. Dengan persetujuan tokoh-tokoh masyarakat suku Amungme beberapa marga asal suku Damal, Moni dan Dani dipersilahkan tinggal di daerah Kembeliogom.

Karena di lokasi yang baru di dataran rendah banyak warga pindahanini banyak terkena malaria maka sebagaian diantara mereka (suku Damal,Dani dan Moni) kembali ke Kembeliogom dengan alasan di Timika terlalu panas dan mereka sering sakit malaria, dan alasan lainya adalah mau mencari pekerjaan di PT. Freeport serta alasan ikut keluarga.. sementara laporan CLO High Land (Agustus 2007) menunjukkan alasan, dan pendulangan menjadi bidang pekerjaan baru yang menjanjikan, karena bisa mendapatkan uang tiap minggu.

Saat ini diperkirakan lebih dari 3000 jiwa warga dari suku Dani, Moni, Damal termasuk pendatang dari luar papua yang bermukim di Kembeliogom atau Kembeli serta disepanjang Kali kabur (Aganatogom) hingga Utikini Lama.

Kimbeli


Kimbeli adalah kawasan adat suku Amungme dan area kebun milik marga Natkime terletak dekat desa Banti. Kawasan tersebut dihuni oleh suku Dani, Damal dan Moni, sehingga membentuk sebuah pemukiman liar. Karena alasan tertentu mereka datang dengan cara berjalan kaki dari kampung Sugapa, Beoga dan Ilaga. Sedangkan sebagian kelompok lainnya datang dari dataran rendah Timika.

Sebelum era Kimbeli, kelompok yang sama membuat pemukiman di Utekini Lama dan Pindah Baru di lembah Waa. Masih merupakan wilayah adat milik marga Natkime. Karena alasan rawan longsor dan menghindari konflik perang antar suku Dani dengan suku Amungme, pemerintah dengan dukungan perusahaan memindahkan mereka ke dataran rendah Timika (sekarang SP XII dan SP IX) .

Namun, tidak semua warga yang ikut dalam program pemindahan tersebut. Dengan persetujuan tokoh-tokoh masyarakat suku Amungme beberapa marga asal suku Damal, Moni dan Dani dipersilahkan tinggal di daerah Kembeliogom.

Karena di lokasi yang baru di dataran rendah banyak warga pindahanini banyak terkena malaria maka sebagaian diantara mereka (suku Damal,Dani dan Moni) kembali ke Kembeliogom dengan alasan di Timika terlalu panas dan mereka sering sakit malaria, dan alasan lainya adalah mau mencari pekerjaan di PT. Freeport serta alasan ikut keluarga.. sementara laporan CLO High Land (Agustus 2007) menunjukkan alasan, dan pendulangan menjadi bidang pekerjaan baru yang menjanjikan, karena bisa mendapatkan uang tiap minggu.

Saat ini diperkirakan lebih dari 3000 jiwa warga dari suku Dani, Moni, Damal termasuk pendatang dari luar papua yang bermukim di Kembeliogom atau Kembeli serta disepanjang Kali kabur (Aganatogom) hingga Utikini Lama.

Sabtu, 08 Mei 2010

Kunjungan ke Iwaka

Desa Iwaka, distrik Kuala Kencana kecamatan Mimika Timur. Sekitar 50 - 60 Km ke arah barat kota . Dapat ditempuh dengan mobil atau motor. Hanya saja, ruas jalan di SP V sedang di kerjakan sehingga harus ekstra hati-hati.
Penduduk kampung Iwaka dominan suku kamoro, ekitar 150 KK . Rumah - rumah penduduk berbentuk panggung dengan ukuran yang sama ( 6x 6 meter) berjejer di kiri kanan jalan sentra, behadapan ke jalan yang sudah dibeton . Pekarangan rumah mereka sedkit lebih rapih dari kampung Nayaro meski masyarakat Iwaka juga belum memanfaatkan lahan pekarangan dengan baik.
Rumah-rumah tersebut terbuat dari kayu dan beratap seng, demikian juga gereja dan sebuah sekolah, telah dibangun oleh PT. Freeport sebagai kompensasi/ganti rugi atas penggunaan hak tanah Iwaka untuk kota perusahaan Kuala Kencana. Walaupun situs-situs transmigrasi dan perusahaan kayu juga telah menggunakan tanah Iwaka namun penduduk kamoro tidak menerima restitusi/ganti rugi hak guna.

Dalam kunjangan bersama anak ku Odi sabtu 8 Mei. Menurut informasih dari seorang guru SD Inpres di sana Penyakit malaria masih merupakan penyakit yang sering dijumpai, mungkin karena kondisi lingkungan dan rumah yang boleh dibilang tidak layak. dibeberapa lokasi kotoran manusia dan anjing masih menjadi pemandangan yang kurang baik. kami harus ekstra awas menghindar ketika melangkah.
Di halaman balai desa pun rumput meninggi. bocah-bocah bertelanjang badan asyik bermain limpur di sebuah kolam ikan yang mengering. Sayang sekali situasi begini jika terus dibiarkan anak-anak rentan terhadap penyakit. baik penyakit kulit, cacingan maupun yang lain nya, apalagi tidak ditunjang dengan kesiapan orang tua untuk memenuhi gizi anak-anak mereka.
Sebelum memasuki kampung ini, anda akan melewati tempat pembuangan sampah kota Timika yang menumpuk dan kering. dan beberapa perusahaan kayu (Merdeka Group) sudah mulai beroperasi di sini.
Tempat ini merupakan salah satu sumber kayu bagi juragan kayu, Bugis, Makasar dan pendatang lainnya yang rakus dan serahkah. Sayang sekali pemerintah dalam hal ini dinas kehutanan tidak memasang pos monyetnya untuk memonitor hasil hutan di daerah ini

Senin, 03 Mei 2010

TK YPJ Kuala Kencana adakan Pentas Budaya



Senin, 26 April 2010 lalu. TK YPJ mengadakan pentas Budaya bertempat di Multipurpose Kuala Kencana bertema LESTARIKAN BUDAYA BANGSA. Ini merupakan wadah bagi anak untuk mengenal dan mempelajari kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam.
Penampilan diawali dengan beberapa presenter cilik dipimpin oleh Nando Rumainum dan Gabriel Randongkir . Dari sambutan selamat datang hingga tiap mata acara diinformasihkan dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris).

Sekitar 12 tarian daerah dari Sumatra hingga Papua di suguhi oleh anak-anak. Mereka tampil tanpa beban. asyik dan lucu. Semua orang tua maupunb guru tersenyum gembira melihat penampilan putra-putri nya.
Acara disaksikan kepala Sekolah TK YPJ Kuala Kencana, ibu Darini, ketua YPJ bapak Supriono serta orang tua bersama anak. Anak - anak sangat antusias dan bersemangat.

Masyarakat Nayaro kasih makan tanah


Lebih dari 100 warga Nayaro Sub Muawe dan Matuawe dari Kampung Nayaro, melakukan ritual adat di atas lahan yang diserahkan untuk PT KPI membangun sebuah bengkel alat berat di tanggul timur. Bengkel tersebut sesuai dengan permintaan masyarakat Nayaro diberi nama Taimiriwau Jaya Shop . (Taimiriwau adalah nama lokasi) sekitar 3 km arah selatan dari Bengkel Lama ( 36 Shop). kamis, 20 April 2010

Kendaraan Ford yang dikendarai oleh Mas Bambang sujatmiko meluncur cepat dari Kuala Kencana, Mile 39 – terus memasuki tanggul Timur. Kiri – kanan sepanjang jalan hanyalah belantara, sempat kami bertemu dengan panser-panser dan pasukan pengawalan yang pakir di tepian jalan, kami saling menyapa hanya dengan lambaian tangan, dan terus melaju diatas 80 Km meter / per jam. Sejauh pandangan ke depan hanyalah hutan dan jalan berbatu kerikil yang seolah ujungnya sudah dekat, padahal masih sangat jauh. Kurang lebih 1 jam perjalanan ke arah kampung Nayaro. Kami berbelok ke kanan, dimana terdapat sebuah lahan yang sudah dibersihkan dan ditimbun untuk dibangun bengkel alat berat. Disana sudah ada tenda dan banyak, masayarakat kamoro termasuk anak-anak, tua muda sudah menunggu kedatangan kami.

Kami disambut oleh beberapa perempuan yang menggunakan pakaian adat, dengan piring dan kaleng berisi tanah yang dicampur dengan perwarna dari jenis buah hutan di tangan mereka masing-masing. Wajah, kepala dan tangan kami di oles lumpur seperti luluran. Mudah-mudahan kulit ku semakin halus...karena luluran lumpur tersebut.

Sehari sebelumnya, masyarakat telah berada di lokasi membangun tiga buah kemah dan satu rumah adat (Arapau) berukuran 3 x 4 meter persegi.

Menurut Herman Apoka, ritual tersebut untuk meminta perlindungan dari tuan tanah dan para moyang karena akan dibangun bengkel disini, untuk menolak kekuatan negatif yang bisa saja terjadi seperti kecelakaan banjir dan sebagainya. Sejak tadi malam tua-tua adat sudah melakukan pukul tifa duduk sampai pagi.

Puncak ritual dilakukan pada pagi hari pkl 10.00. WIT. Tua-tua adat berkumpul di depan arapau yang di dalamnya ada sekitar 20 orang lelaki bertelanjang badan, dengan wajah dirias arang tidur terlentang dengan kaki saling menyilang, dan beraksi seperti sedang kerasukan. Lidah di julur – julur dan mata tertutup dengan suara-suara dengungan.....

Diawali dengan pemanggilan para moyang oleh Paulinus Yemiro. Saat ini, tidak diperbolehkan anak gadis menyaksikan karena pamali, para gadis berada di dalam tenda-tenda. Pintu arapau hanya ditutupi daun-daun palem yang kemudian dibuka oleh bapak Herman Apoka dengan cara memotong rangkaian buah-buah hutan yang digantung tepat di depan pintu.

Dilanjutkan dengan menyembelih se ekor ayam putih menggunakan parang kemudian dimasukan ke dalam lubang yang sudah disediakan ditengah arapau. bersama piring putih, kain sarung dan sirih pinang di masukan ke

Saya teringat ingat bulan oktober tahun lalu, ketika melakukan kegiatan di kampung Tipuka – Ayuka , sebelum melakukan pembersihan kampung warga mengadakan upacara adat dengan tari-tarian. Menurut informasih dari beberapa wanita yang sempat menumpang di kendaraan saya. Mereka juga telah memberikan makan tuan tanah. Orang kamoro masih memegang erat kepercayaan seperti ini, mesti sudah banyak terkikis oleh penginjilan Misi katolik .

Acara dilanjutkan dengan dansa adat bersama, kami pun turun arena, ya kalo di pesisir utara dinamakan Balengan, ........kandas....seka ...wuih.... ini kesempatan buat kaki abu sebab di kota tidak akan merasakan tarian seperti ini.

Pertemuan dengan tiga tokoh masyarakat (Herman Apoka, Paulinus Yemiro, dan Ibu Victoria) untuk penandatangan berita acara dan penyerahan uang sebersar 50 Juta rupiah sebagai tanda ucapan terimakasih dan penghargaan kepada masyarakat bertempat di Restorant Oriental Timika .

Senin, 19 April 2010

We are The Winner..!!!

Sang juara....Bergaya
17 April 2010

Playing golf..


Kamis, 15 April 2010

TUHAN SATU-SATUNYA PENGHARAPAN!

Renungan ini, untuk Vic. Diana Gandegoay, semoga Tuhan memberikan kekuatan dalam pelayanan mu
Baca: Mazmur 71:1-24
Mengapa Saya ?

Arthur Ashe adalah petenis kulit hitam dari Amerika yang memenangkan tiga gelar juara Grand Slam; US Open (1968), Australia Open (1970), dan Wimbledon (1975). Pada tahun 1979 ia terkena serangan jantung yang mengharuskannya menjalani operasi bypass. Setelah dua kali operasi, bukannya sembuh ia malah harus menghadapi kenyataan pahit, terinfeksi HIV melalui transfusi darah yang ia terima.
Seorang penggemarnya menulis surat kepadanya,"Mengapa Tuhan memilihmu untuk menderita penyakit itu?" Ashe menjawab,"Di dunia ini ada 50 juta anak yang ingin bermain tenis,diantaranya 5 juta orang yang bisa belajar bermain tenis,500 ribu orang belajar menjadi pemain tenis profesional,50 ribu datang ke arena untuk bertanding,5000 mencapai turnamen grandslam,50 orang berhasil sampai ke Wimbeldon, empat orang di semifinal, dua orang berlaga di final.
Dan ketika saya mengangkat trofi Wimbledon, saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan,"Mengapa saya?", Jadi ketika sekarang saya dalam kesakitan, tidak seharusnya juga saya bertanya kepada Tuhan,"Mengapa saya?" Sadar atau tidak, kerap kali kita merasa hanya pantas menerima hal-hal baik dalam hidup ini; kesuksesan, karier yang mulus, kesehatan. Ketika yang kita terima justru sebaliknya; penyakit, kesulitan, kegagalan, kita menganggap Tuhan tidak adil. Sehingga kita merasa berhak untuk menggugat Tuhan. Tetapi tidak demikian. Ia berbeda dengan kebanyakan orang. Itulah cerminan hidup beriman; tetap teguh dalam pengharapan, pun bila beban hidup yang menekan berat.Ketika menerima sesuatu yang buruk, ingatlah saat - saat ketika kita menerima yang baik...

“Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah.” Mazmur 71:5

Daud memiliki pengalaman luar biasa bersama Tuhan. Kita pun patut mengalaminya dan bisa belajar dari kehidupan Daud ini. Dalam berbagai persoalan yang dialami, Daud selalu menjadikan Tuhan sebagai benteng dan batu perlindungan. Ketika bahaya mengancam, Daud berdoa, “Jadilah bagiku gunung batu, tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku; sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku.” (ayat 3).

Bagi Daud tak seorang pun di dunia ini yang dapat menjadi jaminan keselamatan bagi jiwanya. Itulah sebabnya ia berkata, “...Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. KepadaMulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkau telah mengeluarkan aku dari perut ibuku; Engkau yang selalu kupuji-puji.” (ayat 5-6). Daud sadar, apabila manusia menjadi tua dan renta akan menjadi beban bagi keluarganya. Banyak orang tua di masa tuanya disia-siakan, terbuang atau tersisih dari anak cucunya. Dalam pengharapannya Daud memohon kepada Tuhan, “Janganlah membuang aku pada masa tuaku, janganlah meninggalkan aku apabila kekuatanku habis.” (ayat 9). Kita yang lanjut usia pun tetap dikasihiNya, bahkan mendapat janji yang indah, “Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.” (Yesaya 46:4).

Namun untuk mendapatkan pemeliharaan Tuhan yang indah ini kita harus setia dan tetap setia sampai akhir hayat kita. Jangan sekali-kali tinggalkan Tuhan, apalagi sampai 'bercabang hati' dengan mengharapkan ilah lain atau manusia. Ketika keadaan kita terpuruk dan miskin pun jangan sekali-kali terlintas dalam pikiran kita untuk berharap pada pertolongan manusia, sekali pun mereka itu orang kaya atau berpangkat. Kita harus berani berkata, “...aku ini sengsara dan miskin - ya Allah, segeralah datang! Engkaulah yang menolong aku dan meluputkan aku; ya Tuhan, janganlah lambat datang!” (Mazmur 70:6).
Pandang saja Yesus, karena Dialah sumber pengharapan kita, bukan yang lain!

Selasa, 13 April 2010

Tergelincir, Pesawat Merpati terpotong Dua

Berhenti Setelah Hantam Jembatan, Semua Penumpang Selamat
TERGELINCIR. Pesawat Merpati Nusantara Airlines (MNA) jenis Boeing 737-300 dengan nomor penerbangan PK-MDE 836 yang terbang dari Sorong tergelincir saat landing di Bandara Rendani Manokwari, Selasa 13 April. (FOTO LAODE MURSIDIN/RADAR SORONG)


MANOKWARI -- Pesawat Merpati Nusantara Airlines (MNA) jenis Boeing 737-300 dengan nomor penerbangan PK-MDE 836 yang terbang dari Sorong sekitar pukul 10.55 WIT Selasa 13 April, tergelincir dan terempas ke sungai saat mendarat di Bandara Rendani, Manokwari.
Badan pesawat yang mengangkut 103 penumpang dan awak -- enam di antaranya bayi dan anak-anak itu-- baru terhenti setelah menghantam jembatan dan moncongnya mencium pinggir sungai. Saksi mata di sekitar bandara mendengar tiga ledakan keras menyerupai ledakan bom saat pesawat meluncur ke luar landasan pacu hingga akhirnya menghantam jembatan kecil sekitar dari 300 meter dari ujung landasan. "Sekali ledakan keras dan dua lainnya relatif kecil," ujar John Altion, petugas komunikasi Bandara Rendani, Manokwari.
Pantauan Radar Sorong (Group Fajar), badan pesawat terpotong menjadi dua bagian. Mesin pesawat bagian kiri terlepas dan terjatuh ke tanah, sementara moncongnya penyok serta bagasi terbuka. Akibatnya, sebagian besar penumpang menderita luka serius dan patah tulang. Meski begitu, semuanya berhasil dievakuasi ke luar dari badan pesawat dan dilarikan ke rumah sakit. Para penumpang yang terluka langsung dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Dr Azhar Zahir Fasarkhan TNI AL, dan RUSD Manokwari. Di RS TNI AL, tercatat 41 orang yang dirawat, termasuk pilot Djoko Subiantoro, co pilot Agus Purnomo, dan tiga kru pesawat. Selebihnya, 43 penumpang dirawat di RSUD Manokwari.
Kepala RS TNI AL Manokwari, Mayor Laut (K) dr Franciscus Tannardus, menjelaskan bahwa 20 penumpang harus menjalani rawat inap karena cederanya tergolong serius. Sedang 21 lainnya sudah bisa langsung ke tempat tujuannya masing-masing setelah mendapat perawatan. Sementara di RSUD Manokwari, Pjs Ka RSUD, Pieter Ihalauw mengemukakan bahwa dari 43 penumpang yang mereka terima, 41 di antaranya harus dirawat inap. "Umumnya mereka terluka di kepala, tangan dan kaki. Ada juga yang alami gangguan abdomen," jelas Ihalauw saat ditemui di UGD.
Manajer Cabang MNA Manokwari, Riki Dede mengatakan, seluruh biaya perawatan penumpang menjadi tanggung jawab pihaknya. "Semua biaya perawatan menjadi tanggungan kami. Keluarga para penumpang tidak perlu cemas," ujarnya. Akibat insiden Merpati di Manokwari itu, GM Merpati Wilayah Makassar juga disibukkan. Informasi yang diperoleh dari pihak merpati menyebutkan, pihak Merpati Makassar akan menyusul ke Manokwari untuk mengecek penumpang yang berasal dari Makassar.
Penumpang Panik
Kepala Bandara Rendani Manokwari, Bambang Noroguntoro yang menjadi salah satu penumpang dari pesawat nahas ini menyatakan bahwa terjadi kepanikan luar biasa ketika pesawat tak bisa dikendalikan dan keluar landasan pacu. Hampir semua penumpang berteriak histeris. "Saat saya rasa pesawat terguncang, saya mencoba berlindung di balik tempat duduk. Kepala saya terbentur karena guncangan," ujarnya. Para penumpang makin panik ketika melihat pesawat terbelah.
Dengan perasaan takut, penumpang pun berusaha menyelamatkan diri lewat pintu depan dan pintu darurat. Meski letak pintu pesawat dan permukaan tanah relatif tinggi, para penumpang yang panik itu tetap nekat meloncat. Karena itulah beberapa di antara mereka menderita patah tulang kaki dan lengan. Hanya dalam waktu beberapa menit, suasana di sekitar lokasi kejadian menjadi ramai. Ribuan warga terus berdatangan untuk melihat dari dekat kejadian langka ini. Sempat terjadi kemacetan lalu lintas yang membuat aparat kepolisian kewalahan.
Cuaca Buruk
Bambang Noroguntoro yang baru sebulan bertugas di Bandara Rendani menjelaskan, pihaknya sudah mulai cemas saat pilot memutuskan melanjutkan penerbangan dari Sorong. Soalnya, saat itu cuaca lagi kurang bersahabat. "Setelah terbang dari Makassar dan mendarat di Sorong, penerbangan lanjutan sebetulnya sempat tertunda akibat cuaca buruk," ucap kepala Bandara Rendani, Manokwari ini. Menurutnya, pilot pesawat sudah diingatkan agar menunggu sesaat di Sorong karena cuaca di Manokwari sangat buruk. Tapi, setelah mendapat laporan bahwa pesawat Batavia Air yang juga terbang dari Sorong berhasil mendarat dengan selamat di Manokwari meski hujan deras, pilot juga memutuskan berangkat. Kapolres Manokwari, AKBP Bambang Ricky yang ditemui di lokasi kejadian menyatakan, pihaknya akan ikut melakukan penyelidikan. Saat peristiwa, jajarannya langsung diterjunkan untuk membantu evakuasi bersama anggota TNI dan SAR. "Kita belum tahu penyebab pastinya. Tapi, saat kejadian cuaca lagi ekstrem. Hujan tengah deras-derasnya," jelas Bambang.
Investigasi KNKT
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dijadwalkan hari ini terbang ke Manokwari untuk menyelidiki penyebab insiden Merpati ini. Rencana kedatangan Tm Investigasi KNKT itu diungkapkan Bambang Noroguntoro. "Ya, besok pagi (hari ini) tim investigasi akan datang untuk melakukan penyelidikan kecelakaan ini. Mereka (Tim KNKT) katanya akan berangkat sebentar malam (tadi malam)," ucap Bambang saat ditemui di ruang kerjanya siang kemarin. Kecelakaan pesawat berbadan lebar ini merupakan yang kedua kalinya di Bandara Rendani Manokwari dalam lima tahun terakhir. Pada, 5 Januari 2005 lalu, pesawat Celebes dengan nomor penerbangan XRE 810 juga tergelincir keluar landasan pacu. Sejumlah pihak masih mempertanyakan kelayakan Bandara Rendani Manokwari untuk didarati pesawat berbadan lebar jenis Boeing. Bandara yang terletak di tengah Kota Manokwari ini sekarang memiliki panjang 2000 m X 30 m, parkir/apron 124 m X 66,8 m. Pengembangan landasan pacu sulit dilakukan karena pada kedua sisinya terdapat laut dan sungai. (sah-jpnn)

Rabu, 07 April 2010

Waa

Lembah Waa terletak kurang lebih 6 Km arah barat kota Tembagapura, sebelum terbentuk struktur administrasi pemerintahan desa di lembah ini, terdapat sebuah kampung yang bernama Waa. Terdiri atas tiga dusun yaitu ; Kompoli Ogoma ( Banti I), Taganat Ogom (Banti II – pusat pemerintahan desa) dan Kampung Opitawak.

Masyarakat di Kompili Ogoma di huni oleh suku Amungme, yang bermarga Jamang, Dusun Opitawak oleh marga Omabak, sedangkan Utikini dihuni oleh kaum Omaleng dan Natkime.

Taganat Ogom atau Tagabela (Banti II) dibuka setelah masyarakat dipindahkan dari Utikini. Karena di Utikini sangat rawan banjir dan longsor serta sering terjadi perang suku antara orang Damal, dani dan Moni dengan suku Amungme.

Perpindahakn penduduk dari Utikini ke Banti II (Tagabela) terjadi pada tahun 1997, setelah terjadi longsor di Utikini. Desa Waa Banti memiliki batas-batas sebagai berikut ;
Sebelah Utara dibatasi dengan Grasberg ( gunung es – nemangkawi)
Sebelah selatan di batasi dengan dusun Tawulawagon ( Mile 38)
Sebelah Timur dengan Ilamatgal ( mile 64)
Sebelah barat berbatasan dengan Aroanop ( gunung Botak)
Penduduk di desa ini terdiri dari suku-suku pedalaman, dimana pemegang hak ukayatnya adalah suku Amungme. Sedangkan suku yang menempati tempat ini disebabkan karena adanya jalinan perkawinan antar suku dan faktor ekonomi

Selasa, 06 April 2010

Tiap Badai akan berakhir

Saya mengalami kehilangan baru-baru ini, si maling membobol rumah dan mengambil beberapa barang ku termasuk uang dan dompet yang berisi kartu kredit dan ATM? ada rasa sedih bila kita mengalami hal seperti ini.
saya percaya masih banyak orang lain yang mengalami lebih dari apa yang saya alami mungkin kehilangan Pekerjaan? Suatu hubungan? Barang-barang dicuri? kehilangan rumah karena bencana bahkan kehilangan orang-orang yang sangat kita kasihi .
Beberapa teman mengatakan kepada saya bahwa apa yang paling menyakitkan adalah kehilangan semua foto-kenangan seumur hidup . Teman, aku punya pesan untuk Anda hari ini: Percayalah bahwa setiap badai akan berakhir. Dan setelah badai, pagi baru dimulai. Ingat bahwa setiap kehilangan adalah sementara. Jika Anda kehilangan orang yang dicintai, kehilangan itu hanya sementara.
Jika Anda kehilangan hal-hal material atau peluang atau hubungan, percaya bahwa Allah sedang menciptakan ruang bagi sesuatu yang lebih baik untuk menghampiri Anda. Bagaimana hal ini akan menjadi "lebih baik" ? Mulai bersyukur. Ini bukan kesalahan ketik. Di tengah kehilangan Anda, bersyukur.
Aku tahu kau akan mengeluh, "Bo, bagaimana bisa bersyukur! Aku kehilangan setengah hidupku! " Yah, bersyukur atas setengah yang lain yang Anda masih miliki. Jangan berfokus pada apa yang hilang, berfokuslah pada apa yang masih Anda punyai. Anda punya banyak sekali hal-hal yang baik ! Katakanlah ini bersama-sama dengan saya, "Aku sangat diberkati untuk bisa menjadi stres." (Bukan asli dari saya. Saya dapatkan dari stiker.) Mengapa bersyukur? Karena Anda akan menarik hal-hal yang Anda fokuskan. Aku sudah mengatakan sebelumnya berkali-kali, tapi aku akan terus mengatakan hal itu sampai Allah memanggilku pulang. Karena hal tersebut sangat memiliki kekuatan. Ketika Anda bersyukur, Anda akan menarik lebih banyak berkat dari apa yang Anda syukuri. Syukur adalah magnet berkat.

INSPIRATION
Setiap Badai Akan Berakhir
Share From Facebook dengan sedikit penambahan pengalaman ku

WOO (NAGA)- ceritera rakyat dari Desa Iwaka



Pada masa yang silam, di daerah Mimika Barat Jauh, di sebuah dusun (nama dusun terlupakan) hidup sekelompok masyarakat yang primitif.

Alkisah ada 2 (dua) orang pemuda pergi ke hutan untuk berburu dan dalam perburuan, mereka menemukan sebutir telur yang disangka telur kasuari tetapi ternyata telur Ular Naga (Woo). Setelah tiba kembali di desa, telur tersebut disimpan di dalam Torora, sejenis kopor yang dibuat dari daun pandan (Kopa).

Ketika telur tersebut menetas, keluarlah seekor Ular Naga (Woo) yang langsung memakan habis penduduk desa tersebut. Yang luput hanyalah dua orang ibu yang pergi ke dusun untuk menogok sagu.

Selesai membunuh penduduk desa tadi, sang Naga menanti kembalinya ke dua ibu yang sedang pergi menogok sagu. Ketika perahu yang ditumpangi ke dua ibu tadi merapat ke pantai, mengamuklah sang Naga dan menerkam ke dua ibu tadi. Salah satu ibu berhasil dibunuhnya, sementara ibu yang lain, yang sedang hamil berhasil meloloskan dirinya.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun, akhirnya lahirlah seorang anak laki-laki dari kandungannya. Oleh ibunya, anak ini kemudian dibesarkan dan dilatih keterampilan berburu, bertani, memanah dan lain-2 nya sebagaimana layaknya seorang pemuda desa. Sementara itu ia juga dinasehati untuk tidak pergi jauh dari batas desa/kampungnya.

Sekalipun sudah dinasehati demikian, pada suatu hari anak tersebut mengejar seekor binatang sampai jauh melewati batas desa/kampungnya. Dalam perburuannya anak ini berjalan ke arah Selatan dan akhirnya sampai di desa di mana sang Naga berdiam. Pertemuan dan pertengkaran antara sanng anak dan Naga tidak dapat dielakkan dan akhirnya terjadi pertempuran sengit antara ke duanya. Sang anak akhirnya berhasil menewaskan Naga kemudian memotong-motong dagingnya dan membuangnya menurut arah ke empat Mata Angin.

Menurut cerita, daging yang berlemak banyak dibuang ke bagian Barat, maka hiduplah bangsa manusia berkulit putih sedangkan daging yang tidak berlemak di buang ke bagian Timur maka hiduplah manusia yang berkulit hitam.



Kimbeli

Lokasi kimbeli sekitar 4 Km dari Kota Tembagapura ke dalam cekungan lembah Waa. Sebelum memasuki kampung Banti hanya dibatasi oleh jembatan Aghawagong depan Banti I. Permukiman Kimbeli terletak pada lereng-lereng pinggir jalan menuju kampung Waa - Banti berhadapan dengan aliran sungai Aghawagong. Dulu lahan ini milik Marga Omaleng dan Natkime. Saat namun sekarang dominan dihuni oleh orang Dani – Damal. Rumah – rumah penduduk kebanyakan berbentuk honai tidak ada sarana dan fasilitas pendidikan maupun kesehatan. Pertambahan jumlah penduduknya semakin cepat, sementara ketersediaan lahan untuk berkebun sangat terbatas. Hal ini mendesak penduduk Kimbeli lebih Agresif membuka hutan pada lereng di sepanjang sungai Aghawagong untuk berkebun. Beberapa honai juga sudah dibangun membentuk permukiman di tepian sungai.

Sementara Utikini Lama yang pernah di tahun 1998, dijadikan kawasan terbatas karena rawan longsor kini telah menjadi permukiman baru yang terdiri dari camp-camp pendulang. Sungai Aghawagon/ kali Kabur bukan saja menarik perhatian suku-suku pedalaman namun juga para pendatang dari Luar Papua yang telah membaur dalam permukiman ini. Herannya, sistem pengamanan dan akses masuk ke Tembagapura yang begitu ketat dari Mile 28 hingga mile 66 bahkan Kota Tembagapura sendiri dikelilingi pagar namun para pendatang ini semakin bertambah.

Melihat kondisi kawasan terbatas yang sudah ramai dengan honai serta kamp-kamp pendulang, pemandangan pada lereng-lerang gunung dipinggir sungai Aghawagong mulai gundul, maka kawasan ini boleh dibilang rawan banjir dan longsor saat ini .

Selain mendulang ada beberapa faktor lain yang memotivasi suku Dani – Damai, Moni dan Nduga memasuki Kimbeli, antara lain telah terjadi perkawinan antar suku Amungme dengan suku pendatang, Lembah Waa merupakan sebuah kawasan yang boleh dibilang cukup ramai bagi sebuah desa di pedalalaman dimana terdapat semua fasilitas dan sarana penunjang. Rata-rata para penduduknya adalah usia produktif (pekerja).

Jelas bahwa pertumbuhan penduduk Mimika baik di dataran tinggi maupun dataran rendah dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan yang sangat cepat seiring dengan operasi PTFI dan lahirnya kabupaten Mimika di tahun 1999 sehingga pertumbuhan penduduk di Timika mencapai (16.9%) dari tahun 1973 ~ 2004 . Keberadaan PTFI di Bumi Mimika masih mendominasi daya tarik dan Harapan bagi pendatang dan Masyarakat setempat. Meningkatnya kaum pendatang, termasuk suku-suku dari pegunungan yang bergabung dalam program transmigrasi lokal ke dataran rendah maupun mereka yang datang sendiri dari berbagai tempat sekitar Mimika turut mempengaruhi kondisi sosial yang dinamis.

Dampak Kehadiran PTFI terhadap Demografi penduduk di dataran Tinggi

Awal tahun 1970 an PT Freeport membutuhkan lokasi untuk membangun permukiman dan berbagai infrastruktur di dataran Tinggi. Kampung Mulkimi, Amole dan Tunimaniogom yang terletak dalam kawasan lembah Waa menjadi lokasi yang strategis untuk rencana tersebut, kini lebih dikenal dengan nama kota Tembagapura diresmikan oleh Presiden Suharto tahun 1973. Lokasi Tunimaniogom pun jadikan sebuah tempat pendaratan Chopper dalam tahun 1983 – 1984. Sebagian warga pindah ke Lokasi Pindah Baru dan Utikini Lama dan ke Timika (Kwamki Lama)

Penambangan PTFI sangat menarik perhatian Orang Moni, Damal dan Nduga yang berada di kampung –kampung sekitar Grassberg yaitu kampung Sugapa; Beoga; Ilaga, dan Ugimba. Mereka melakukan perjalanan memasuki kawasan adat Amungme, kemudian membangun honai – honai dan membentuk permukiman. Dalam pandangan orang Amungme keberadaan PTFI merupakan suatu asset yang harus dijaga. Sementara suku-suku pedalaman lain melihat hal ini sebagai sebuah peluang untuk menggapai harapan kehidupan yang lebih baik. Sebagai akibatnya dalam tahun 1999 terjadi lonjakan penduduk sekitar 1800 migran menyebar di perkampungan Amungme dekat Tembagapura . Hal ini menimbulkan suatu permasalahan bukan hanya bagi orang Amungme melainkan juga menjadi beban sosial bagi PTFI dan pemerintah.

Mengapa Com Dev PTFI


Pembangunan masyarakat merupakan salah satu tujuan dan pandangan utama PTFI guna Kesejahteraan Masyarakat terutama masyarakat Amungme dan Kamoro. Sejak awal operasinya tahun 1960-an hingga saat ini sudah banyak menginvestasi dana dan keahlian untuk membangun masyarakat sekitarnya. Pada decade awal operasi di Bumi Amungsa PTFI telah memberi perhatian yang besar terhadap Masyarakat pemengang ulayat di dataan tinggi, maupun di dataran rendah.
Penghargaan yang diberikan sebagai wujud sebuah komitment awal, lahirlah Kesepakatan di bulan January 1974 antara PTFI, Pemerintah dan Masyarakat atau yang dikenal dengan January Agreement, telah diimplementasikan melalui membangun dan penyediaan prasarana seperti sekolah termasuk rumah guru, rumah petugas pemerintahan dan Klinik serta rumah medis. Sedangkan di dataran rendah PTFI terlibat dalam pembangunan Kampung Harapan (Kwamki Lama), Koperapoka, Sempan Barat dan Akimuga, SP IX,XII dengan investasi diatas US$ 500

Banyak sorotan yang menjadi sasaran kritik dari kalangan masyarakat luas tentang aspek Pembangunan sosial ekonomi dan budaya bagi pemberdayaan penduduk setempat. Berbagai permasalahan tersebut menjadi motivator bagi PTFI untuk terus membenahi diri dan mengembangkan bentuk-bentuk kreatif guna mewujudkan apa yang menjadi tujuan Pengembangan Masyarakat terutama mereka yang tanah ulayatnya digarap.

Diakui bahwa komitment pengembangan Masyarakat dilakukan sejalan dengan kemampuan dan kapasitas produksi, melalui pertimbangan perkembangan penjualan pasar. Karena itu pemberdayaan masyarakat mulai meningkat secara rutin sejak tahun 1990 – an, dengan penekanan di bidang kesehatan, Pendidikan, Pengembangan ekonomi, Prasarana umum, Perumahan serta Pelesatrian Budaya.

Mungkin anda akan bertanya mengapa pada dekade 1990 - an baru Communitty Development secara intensif dilakukan? Karena dalam era inilah PTFI baru dikatagorikan sebagai pertambangan kelas dunia, yaitu setelah ditemukkan deposit grasberg dua tahun sebelumnya (1988). Sehingga kapasitas produksi baru meningkat dari 7.500 ton/per hari (1978) hingga 200.000 ton perhari dalam tahun 1997. Ini turut mempengarhui kemampuannya untuk aktif dalam berbagai program pengembangan masyarakat.

Kamis, 01 April 2010

Telur Paskah




Telur Paskah berasal dari tradisi kesuburan kaum Indo-Eropa, telur merupakan simbol musim. Di masa silam, di Persia, orang biasa saling menghadiahkan telur pada saat perayaan musim semi, yang bagi mereka juga menandakan dimulainya tahun yang baru.

Pada abad-abad pertama kekristenan, tradisi ini sulit dihapus karena hari Paskah memang kebetulan jatuh pada setiap awal musim semi. Perayaan musim semi selalu dirayakan dengan meriah mengiringi kegembiraan meninggalkan musim dingin. Tumbuh-tumbuhan dan bunga mulai tumbuh dan bermekaran, dan suasana keceriaan seperti ini menjadi saat yang tepat untuk membagi-bagikan hadiah.

Membagi-bagikan telur pada hari Paskah akhirnya diterima oleh gereja selain untuk merayakan datangnya musim semi, juga karena telur memberikan gambaran/simbol akan adanya kehidupan. Dalam Kristen, telur mendapatkan makna religius, yaitu sebagai simbol makam batu dimana Yesus keluar menyongsong hidup baru melalui kebangkitan-Nya.

Selain itu ada alasan yang sangat praktis menjadikan telur sebagai tanda istimewa Paskah, yaitu karena dulu telur merupakan salah satu makanan pantang selama masa prapaskah.

Umat Kristen sejak awal telah mewarnai telur-telur Paskah dengan warna-warna cerah, meminta berkat atasnya, menyantapnya, serta memberikannya kepada teman dan sahabat sebagai hadiah Paskah.

Terimakasih Ayah

Selamat PASKAH, ......
Ini sepucuk surat yang sangat dahsyat oleh seorang pria berusia tiga puluhan, dalam buku Steven Farmer berjudul The Wounded Male, yang saya kutip dari GriefQuest: Reflections for Men Coping with Loss, karya Robert J. Miller dan Stephen J. Hrycyniak,

Ayah,Saya harus mengucapkan selamat jalan kepada Ayah. Kelihatannya aneh melakukan hal ini karena Ayah telah lama meninggal. Namun, saya belum pernah mempunyai kesempatan mengucapkan selamat jalan kepada Ayah. Waktu itu, saya baru mengenal Ayah dan Ayah pergi dan meninggal. Semua terasa tidak masuk di akal, namun saya betul-betul marah kepada Ayah karena Ayah meninggalkan saya.
Saya benci menghadiri pemakaman Ayah. Ayah tidak pernah tahu betapa hebat saya menangis setelah itu, sendirian. Saya tidak dapat membiarkan orang lain melihat saya menangis karena saya harus kuat seperti Ayah.Saya yakin, Ayah belum pernah betul-betul mengenal saya, putra Ayah sendiri.
Ada saat-saat di mana saya merasa benci Ayah dan saat-saat ketika saya mengagumi Ayah, dan kadang-kadang saya bahkan mencintai Ayah.Sekaranglah saat untuk mengucapkan selamat jalan kepada Ayag dan membiarkan Ayah pergi. Saya takut untuk melakukan hal itu, tapi saya harus melakukannya.
Saya benci harus meninggalkan Ayah, tapi saya harus. Terima kasih karena telah menjadi Ayah saya. Ayah tidak selalu sempurna, tapi Ayah memberikan saya suatu permulaan yang baik dan saya akan terus mengingatnya.Salam penuh cinta,Dale

"Mutlak penting demi kebebasan kita untuk memahami bahwa orang tua kita telah melakukan yang terbaik yang bisa mereka lakukan dengan pengertian, kesadaran, dan pengetahuan yang mereka miliki."~ Louise Hay (1926 - ), penulis inspiratif
Dari renungan harian .....
untuk Vicaris Diana yang lagi sibuk menjelang paskah

Selasa, 30 Maret 2010

Kamoro Bingung dan Tersingkir (Bag 2)


Bukan lautan hanya kolam susu, Kail dan jala cukup menghidupi mu
Tiada badai tiada topan kau temui, Ikan dan udang menghampiri dirimu
Orang bilang tanah kita tanah surga. Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga. Tongkat kayu dan batu jadi tanaman ....

Syair lagu tersebut cocok bagi suku Kamoro yang hidup di pesisir selatan Pulau Papua bersebelahan dengan suku Asmat. Orang Kamoro tersebar di empat puluh kampung termasuk beberapa lokasi Transmigrasi di Timika. Umumnya mereka belum begitu mengenal sistem pertanian dengan baik sebagaimana kaum migran lainnya. Kebanyakan masih menggantungkan hidup pada sungai sebagai sumber makanan selain menokok sagu. Karena alam begitu memanjakannya.

Suku Kamoro juga suka berburu babi hutan, kasuari, kuskus serta berbagai jenis burung. Ikan, Buaya (timako), soa-soa (sejenis kadal yang hidup di bakau), kepiting, udang, tambelo (jenis ulat yang hidup dalam kayu bakau) dan berbagai jenis moluska yang sangat digemari suku air ini.

Selain kekayaan alamnya yang melimpah, orang Kamoro mampu membuat ukiran yang bernilai seni tinggi sama halnya dengan orang Asmat, apresiasi seni yang selalu diwujudnyatakan melalui lagu – lagu, maupun tari-tarian dalam upacara tertetu. Memang diakui banyak nilai-nilai budaya mereka yang sudah terkikis dan tenggelam, karena dianggap bertentangan dengan misi penyebaran Agama Kristen, pemerintah Kolonial Belanda maupun pemrintah Indonesia serta gereja .

Di kota Timika, keberadaan mereka semakin tersingkir ke pinggiran. Permukiman Kamoro yang dibangun sejak 1979 – 1980 an, saat ini hanya beberapa keluarga saja yang bisa bertahan. Sebagain besar masih melakukan kebiasaan sebagai masyarakat semi nomadis, meninggalkan rumah berhari-hari menangkap ikan, atau mencari tambelo di sungai dan menokok sagu di dusun.. dan bila ke kota , umumnya mereka ke kota hanya untuk menjual hasil tangkapannya dan membeli beberapa keperluan.

Tidak peduli dengan apa yang terjadi di luar zonasi kehidupan mereka yang lebih akrab dengan tiga S, (Sungai, sagu dan Sampan). Kamoro melakukan kebiasaannya bersama keluarga kerabatnya, misalnya ; pergi mencari ikan dan berburu mereka membangun kamp-kamp sementara (Kapiri) di tepian sungai atau pantai kemudian tinggal bersama-sama untuk beberapa lama dan akan berpindah-pindah.

Umumnya bila ke kota hanyalah untuk menjual hasil tangkapannya dan sekedar belanja beberapa kebutuhan sehari-hari nya. Hari minggu mereka tidak melakukan aktivitas sebagaimana mestinya pada hari lain.

Suatu kebiasaan yang sangat memprihatinkan bagi masa depan anak-anak kamoro adalah masalah pendidikan yang kurang mendapat perhatian dari orang tua, diperparah lagi dengan kurangnya tenaga guru berkualitas serta fasilitas yang sangat minim. Faktor pendidikan serta alam yang kaya menbuat orang Kamoro terlena sehingga hampir-hampir tidak peduli dengan kehidupan yang penuh persaingan di kota.

Orang Kamoro, tidak banyak yang menjadi pegawai negeri sipil, atau turut berperan dalam berbagai profesi yang khusus. Di panggung politik Mimika pun hampir tidak ada orang asli Kamoro yang turut mengambil bagian. Menjadi karyawan PT Freeport pun tidak bertahan lama karena sering tidak masuk kerja bahkan bisa berminggu-minggu absen padahal kesempatan kerja bagi mereka menjadi prioritas. Saat ini dari semua suku bangsa yang tinggal di Timika, orang Kamoro boleh dibilang kalah dalam persaingan di segala aspek baik pendidikan, maupun kesempatan kerja profesional.

Anak-anak Kamoro yang disekolahkan oleh Lembaga Pengambangan Amungme Kamoro di Timika maupun ke luar daerah tidak jarang terputus karena tidak mampu bersaing dengan pelajar / mahasiswa asal daerah lain. Dalam kesempatan kerja dan dunia usaha SDM nya pun kalah bersaing dengan pencari kerja migran yang semakin banyak di Mimika.

Sebagai akibat dari kehadiran PTFI serta berbagai tekanan kemajuan Timika yang telah menjadi kabupaten baru yang berkembang pesat sehingga persaingan dalam dunia usaha dan kerja yang lebih menuntut keahlian (skill). SDMnya pun kalah bersaing dengan pencari kerja migran. Selain itu Keterdesakan kebutuhan ekonomi dan alasan 3 S ( sungai, sampan dan sagu) membuat Kamoro semakin tersingkir ke pinggiran kota, tanah-tanah adatnya yang di dalam kota dijual atau telah dikuasai para migran.

Pemerintah sendiri dinilai kurang menghargai anak-anak adat ini,
Perubahan drastis ini ditandai dengan penurunan nilai-nilai budaya dan agama , kebiasaan mengkonsumsi minuman keras tidak hanya pada kaum tua saja namun dikalangan muda juga semakin menjadi. (berlanjut)