Negeri Iwaka

Negeri Iwaka
Odie

Rabu, 10 Maret 2010

HIV/AIDS merambat ke Pedalaman


Kasus HIV/AIDS saat ini kian mengkhawatirkan. Penyakit mematikan itu menjadi momok bagi warga Papua. Bahkan kini penyebarannya ditengarai sudah merambat jauh ke pedalaman, bukan hanya di kota.

Sementara Tubercolusis atau TBC juga merupakan penyakit kronis dan menular melalui udara disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosa. Proses penyembuhan penyakit ini memerlukan waktu relatif panjang dan masih merupakan peyebab utama kematian.

Informasih penyebaran dan peningkatan drastis kasus HIV dan TBC membuat warga Amungme di Desa Tsinga semakin kuatir terutama mama-mama jika suku mereka "dihabisi" penyakit itu.

Kekuatiran tersebut terlontar saat penyuluhan HIV/AIDS dan TBC yang diadakan secara terpisah di ruang kelas SD Inpres dan di rumah Kepala suku Yoab Beanal. Penyuluhan HIV /AIDS dilakukan oleh tenaga penyuluh dari Project Concern International (PCI).

Menurut dr. Milka Tiranda dari biro Kesehatan LPMAK Sebelum penyuluhan TBC dilakukan tes pemahaman guna memotret tingkat pengetahuan masyarakat diharapkan mereka yang ikut ke bisa dilatih menjadi kader.

Dari 35 orang yang hadir dalam penyuluhan TBC hanya 5 orang laki-laki. Selama ini banyak kasus TB pasien tidak rutin minum obat sehingga tidak sembuh. Kasus TBC Franbusian, ISPA masih merupakan penyakit yang umum bagi kebanyakan masyarakat disini.”

Pada malam harinya diadakan pemutaran Film (ODHA - HIV/AIDS dan Pendidikan). Sangat menarik perhatian warga setempat.

Milka juga menyinggung ”Kasus HIV/AIDS di Wilayah Banti dan Kimbeli cukup tinggi, tiap bulan pasti ada pasien yang diketahui saat mereka berobat ke rumah sakit.

Sehingga, lanjutnya ”pencehagan terbaik adalah masyarakat harus mengetahui dan memahami bahaya dari penyakit ini. Untuk membendung arus penyebaran HIV/AIDS di sini, perlu keseriusan juga dari tokoh masyarakat dan agama guna menegakkan aturan-aturan adat dan agama serta dukungan dari pemerintah.

Ada kekuatiran dari seorang warga Tsinga yang tidak mau menyebut namanya, menurutnya bila lancarnya lalu lintas penerbangan Mulu – Timika akan menambah cepat persebaran kasus HIV/AIDS. Jika tidak dicegah dari sekarang melalui sosialisasi yang serius.

Saat evaluasi kegiatan kasus ini mendapat masukan. " Kami sangat mendukung program kesehatan ini, ada sekitar 40 tokoh masyarakat di Dataran Tinggi yang bisa difungsikan untuk tugas sosialisasi penyakit ini, kita akan mengatur pertemuan dengan mereka agar bisa diberi pemahaman. Selain itu tokoh agama juga harus difungsikan untuk selalu mengingatkan kepada umatnya akan bahaya ini,” tutur Pieter Titihalawa.

Disinggung mengenai kondisi pendulang di Kimbeli dan Kali Kabur yang cukup rentan dengan kasus ini.
” Untuk daerah Kimbeli bisa dilakukan sosialisasi HIV /AIDS, masalah keamanan saya jamin. Namun untuk area kali kabur saya sendiri belum bisa memastikan apakah aman bagi petugas atau tidak.” tegas Slamet Sutejo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar